Sharing is Caring #2 (Pertahanan Diri Ikan Pari (Dasyatis kuhlii))

Hai Fellas! Selamat datang di Agnes's write space. Jadi, kali ini akan membahas tentang pertahanan diri ikan pari. Untuk sumber sudah aku tulis di bagian akhir postingan yaa. Jika mau mengkoreksi, sangat dipersilakan! selamat membaca!
~Nes. 

                                                Pertahanan Diri Ikan Pari (Dasyatis kuhlii)
        Ikan pari sudah tidak asing lagi dikalangan masyarakat Indonesia. Bentuk tubuh yang unik serta rasa yang lezat membuat ikan ini cukup populer. Namun, ternyata siapa sangka hewan ini memiliki racun pada bagian ekor serta warna tubuh yang berbeda pada dua permukaan sebagai bentuk pertahanan diri.

Ikan pari memiliki bentuk tubuh depressed yakni bentuk tubuh yang gepeng dan melebar. Bentuk tubuhnya memungkinkan ikan pari hidup di dasar perairan. Tubuh ikan pari berwarna gelap pada bagian dorsalnya (punggung bagian atas) dan berwarna terang pada 12 bagian ventralnya. Menurut Murtidjo (2001), warna tubuh pada ikan pari berfungsi untuk melindungi tubuhnya dari serangan predatornya. Hal ini dapat dikatakan demikian karena dengan warna gelap pada dorsal ikan pari hampir serupa dengan warna di lingkungan sekitarnya. Hal ini yang memungkinkan ikan pari 'tidak terlihat' dari para predator.

Selain itu, ikan pari memiliki duri beracun yang disebut mirotoksin pada bagian ekor. Duri tersusun dari bahan seperti tulang dan keras yang disebut vasodentin. Di sepanjang kedua duri tersebut terdapat gerigi yang bengkok ke belakang. Duri ini ditandai oleh adanya sejumlah alur yang dangkal sepanjang duri. Duri penyengat inilah yang berfungsi sebagai perlindungan diri ikan pari dari para predatornya. Sepanjang tepi alur pada bagian bawah duri didapatkan satu celah yang dalam. Jika diamati dengan teliti maka celah ini akan tampak berisikan suatu jalur berupa jalur kelabu seperti spon lembut meluas sepanjang celah. Celah ini dinamakan celah kelenjar ventrolateral. Racun dihasilkan oleh jaringan ini. Adapun fungsi celah yaitu untuk melindungi jaringan kelenjar (M.F. Rahardjo, dkk. 2011).


Gambar 1. (Ikan Pari dari Permukaan Atas)



Gambar 2. (Ikan Pari dari Permukaan Bawah)



Sumber :

Rahardjo, M. F., dkk. 2011. IKTIOLOGI. Bandung: Lubuk Agung

Murtidjo, B.A. 2001. Beberapa Metode Pembenihan Ikan Air Tawar. Kanisius: 

Yogyakarta

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sharing is Caring #5 (Budaya Entomofagi sebagai Alternatif bahan Pangan)

Cerita Agnes #1

Action Plan to Protect Java Sparrow (Lonchura oryzivora)